Celotehan Di Kala Hujan,
Memang
ada perbedaan yang jelas antara HOBI & BISNIS, meskipun banyak yang bilang
bahwa Hobi dapat diBisnis'in, tetapi tetap akan merubah sifat dr hobi tersebut.
Tergelitik menulis dengan tema ini tadi karena membaca ulasan temen crafter
aksesoris yg sudah sukses berbisnis aksesoris dengan brand KOLEKSIKIKIE yang
lewat di nyusfid fb (http://koleksikikie.com/2015/11/membuat-business-plan-u-bisnis-aksesoris-kita-i/).
Menyadari sepenuhnya kalo aq belum sampai pada titik untuk dapat mensinkronkan
antara kedua hal itu. Karena masih suka stress ketika dikejar2 produksi.
Awalnya menyenangkan untuk berkarya, namun ketika berkarya menjadi suatu kewajiban dengan target nominal
tertentu, menjadi sebuah tekanan tersendiri karena belum dapat memanage segala
sesuatunya.
Disebut
sebagai suatu bisnis / usaha adalah jika sudah menjalani semua proses
perputarannya, ada perputaran yang harus di manage. Sedangkan hobi membuat
aksesoris adalah kaitannya dengan kegiatan produksi saja, dan seringkali ada faktor MOOD di dalamnya, sedangkan untuk
mencapai pengertian bisnis nda cukup
hanya sampai titik itu saja, masih ada proses marketing/ pemasaran, pengolahan
materi dan market, manajemen bahan dasar, manajemen akuntansi untuk
penghitungan harga pokok hingga sampai penghitungan laba dan neraca. Hadeh, blm
apa apa kok sudah berasa ribet ya..
Berawal dari Hobi, bermain dengan manik2 dan kroni2nya adalah sangat menyenangkan, setidaknya bagi q, namun sampai di titik manakah qt menyebutnya sebagai main2..??? jika memang memungkinkan untuk menjadi sumber penghasilan, kenapa tidak..???
Suatu
perputaran kegiatan usaha itu pertama produksi, kemudian pemasaran, selanjutnya
manage customer, apdet produk sesuai tren, perkembangan target market dan
seterusnya sesuai dengan Visi & Misi masing2. Seperti yang dituliskan Mb
Kiki, Visi - Misi tersebut bisa juga disebut Cita2 atau Target. Lg kekinian
membicarakan tentang Online Marketing dan bla bla bla, namun ada yang lebih
penting dr itu, kalo membicarakan tentang marketing, wajib lebih dulu untuk tau
apa yang mau qt market'in alias apa dulu yang mau qt jual, dapat berupa produk
sendiri, produk org lain dengan sistem supplier/kulak, maupun produk org lain
dengan sistem dropship. Sebelumnya maaf, disini q nda membahas tentang usaha
bidang jasa, bisnis MLM dan yang sejenisnya, mari qt fokus tentang yang real
saja. Jadi sebelum berbicara tentang pemasaran, rasanya lbh penting untuk
bicara mengenai produk nya terlebih dahulu.
Sistem
dropship mungkin yang paling mudah bagi seller nya, karena murni hanya menjadi
makelar aja, nda ikut produksi, nda ikut packing dan nda ikut mikir berbagai
manajemen pengembangan produk, dan yang paling penting nda perlu pusing mikir
modal. Tinggal banyak2 cari referensi dan relasi pd berbagai supplier dan
memasarkannya melalui media online maupun cetak. Sedangkan untuk yang memakai
sistem kulak, faktor utama yang paling menting adalah modal, kalaupun modal
terbatas maka harus melalui proses perputaran yang cukup panjang dulu untuk
sampai pada balik modal dan peningkatan omset. Selain itu , keduanya memiliki
kesulitan dan kendala nya masing2. Misalnya pada dropship adalah ketika
hubungan antara seller dan supplier terjadi miss, jika suplier nda memberikan hasil sesuai
dengan foto atau spesifikasi yang disebutkan seller atau jika ada pihak2 yang
nda disiplin. Untuk sistem kulak mungkin lbh meminimalisasi konflik antara
seller dengan produsen atau distributor barang, karena barang yang dikulak
sudah fix ketika dibeli, dan treatmen sampai pengiriman pd customer pun
dilakukan sendiri oleh seller. Jadi untuk sistem ini lebih diperlukan potensi
pribadi pemilik usaha untuk memanage semuanya dlm jangkauannya.
Dan ketika hobi tersebut dibayar, dengan target tertentu, harus menyelesaikan pesanan yang menggunung dlm waktu tertentu, apakah istilah hobi masih berlaku..???
Yang diatas hanya sekedar contoh aja, karena yang akan
q bicarakan adalah pada level industri, dimana produk diproduksi sendiri, baik
melalui bahan mentah maupun yang berupa pengolahan dari bahan setengah jadi.
Membuat
aksesoris adalah sebuah tindakan produksi, dimana untuk mencapai target atau
cita2 dengan nominal angka omset tertentu diperlukan produksi dengan angka yang
lbh tinggi dari angkat yang di targetkan. Sejak awal q mengenal dunia aksesoris
ini serta merta mendapat jalan pemasaran melalui sharing pameran2 terlebih
dulu, baru kemudian pemasaran melalui media lain. Jadi mungkin ceritanya jd
sedikit berbeda dari org lain. Setelah tahun pertama, q mulai membuat diagram
target. Akan q tuliskan dengan cara yang
sangat sederhana sekali krn q nda mempunyai ilmu maupun basic apapun di dunia
bisnis, jadi banyak istilah2 yang mungkin aq sendiri blm begitu paham.
Logika
q bilang : "Jika ingin mencapai target omset 3juta per bulan, maka minimal
aq harus mampu memproduksi produk senilai 2 kali dari angka tersebut dalam
sebulan" sebagai asumsi qt mampu memasarkan 50% dr jumlah yang telah qt
produksi. Nah dari angka tersebut qt bagi lagi menjadi perhitungan mingguan dan
harian. Dari situ akan muncul angka yang menunjukkan target minimum produksi
dan pemasaran dalam sehari. Penjabaran tersebut diatas berlaku untuk produk2
kebendaan, q rasa nda sesuai untuk produk makanan minuman maupun produk jasa.
Dengan
pemasaran yang kemudian di dominasi oleh kegiatan2 pameran dan media online,
maka q tinggal berfokus pada kegiatan produksi, dan untuk itu sangat diperlukan
kedisiplinan. Sebelumnya sempat stress karena kelemahan q dalam membuat produk2
massal/replika serta kemampuan q me manage mood untuk produksi, namun hal
tersebut sedikit terselesaikan setelah q mempunyai seorang asisten produksi.
Target2 produksi tersebut dapat tercapai dan q dapat lebih fokus pada
pemasaran. Jika produk sudah berada diatas batas target, maka hal tersebut
semakin memudahkan pemasarannya. Karena untuk produk2 limited pemasarannya lbh
rumit krn per foto hanya ada atu barang, dan jika post di berbagai medsos dan
marketplace qt akan disibukkan dengan mengapdet satu demi satu jika barang
sold. Beda dengan produk massal, untuk di post ke marketplace2 dan media sosial
lebih mudah karena dapat diproduksi ulang dan kontinyu.
Pipiholic Art Workshop & Store @Mojokerto
Jadi sebenarnya kalo ditanya "Mana dulu nih, produksi dulu atau marketing dulu..??? atau bahkan manajemen dulu..???" seperti menanyakan ayam dulu atau telor dulu, krn semuanya itu berputar. Kalo kebanyakan mikir konsep dll tp g jalan2 ya sama juga buang waktu, krn sbenernya yang penting itu tujuannya dulu ditetapkan, dan belajar bisa sambil jalan, dibarengi dengan doa tentunya. Meski pemasaran adalah 50% dari keseluruhan hal penting suatu usaha, tapi jika produksi nda mencapai angka tujuan maka sama juga boong kan, sebaliknya produksi sudah buanyaaak sampai tingkatan angka yang ingin dihasilkan, tapi nda melakukan kegiatan marketing yang baik juga percuma, kalaupun keduanya sudah sangat gencar tapi nda melakukan penelitian penyesuaian target market yang sesuai juga masih tetap saja useless. Poin utamanya terletak pada person (Sumber Daya Manusia) dibalik itu semua, untuk nda boleh mudah menyerah dan nda boleh berhenti belajar.
Basic
pendidikan q farmasi, dan sampai tahun 2010 q sama skali nda berfikir akan
terjun di dunia seperti ini, bahkan sama sekali belum pernah jualan apapun.
Namun selalu ada awal untuk sesuatu. Dan sampai sekarang masih terus belajar
untuk menjadi manusia yang lebih baik. Semoga masih diberi kesempatan untuk
terus berbagi.
No comments:
Post a Comment
Leave Your Comment..